Sabtu, 12 April 2008

Strategi Politik Ala Jawa

Strategi komunikasi politik Khas Jawa yang dipraktekkan oleh Roy Abimanyu di milis Pantau Komunitas, telah berhasil memancing simpati para penduduk milis itu, diantaranya Muhlis Suheri asal Kalimantan Barat dan saudara kita Dewa Gumay.

Persis seperti kultur jawa yang sarat dengan nilai-nilai yang disimbolkan Blangkon yang begitu rapih di depan tapi berantakan di Belakang, atau keris yang diletakkan di belakang dan disamarkan dengan wajah manis ketika menghadapi lawan, ini pula yang dipraktekkan oleh Roy Abimanyu dalam strategi politiknya untuk menghancurkan saya.

Dalam menjatuhkan saya, seperti yang biasa kita lihat dalam seluruh sejarah perpolitikan khas jawa, Roy Abimanyu tidak langsung menyerang saya secara frontal, tapi dalam mencapai tujuannya dia menggunakan orang-orang yang sepadan dengan kita, orang-orang yang sama dengan kita berani berperang secara frontal, di milis pantau komunitas dua orang saudara kita Muhlis Suheri asal kalimantan Barat dan saudara kita di Aceh Dewa Gumay, oleh Roy Abimanyu telah sukses dijadikan Pion yang menyerang saya.

Inilah yang ditulis oleh Mukhlis dari Kalimantan Barat dan Dewa Gumay ketika menyerang tulisan saya dan kemudian sayapun membalas serangan ini dan berusaha menyadarkan dua orang rakan kita ini seperti apa yang ditulis di bawahnya.

From: kill mus
To: pantau-komunitas@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, April 08, 2008 11:10 PM
Subject: Re: [pantau-komunitas] Re: Pemuda Gayo Tolak ALA - Buat Bung Coy


Salam,

Dari berbagai liputan dan wawancara dengan anggota atau elit organisasi
yang mengatasnamakan agama, suku atau golongan, di Jakarta, berbagai kota
di Jawa, dan sebagian besar Kalimantan Barat --tempat tinggal saya
sekarang---, kenapa modelnya sama?

Ketika mereka berbeda pendapat atau ingin mengutarakan pendapatnya,
selalu berhamburan kata-kata NGAWUR, SALAH, TAK CERDAS, SOK TAHU, dan
berbagai isi kebun binatang keluar semua.

Apa memang begitu ya, cara mereka memaknai perbedaan dan berpendapat?

Tabik,

Muhlis Suhaeri
www.muhlissuhaeri.blogspot.com

Re: [pantau-komunitas] Re: Pemuda Gayo Tolak ALA - Buat Bung Coy

Salam-

Bung Muhlis, begitulah adanya ...

padahal musuh nyatanya Pemerintah Jakarta,
perpanjangan tangannya militer.
tapi sayang, tetesan konfliknya merembes ke persoalan etnik.

ini bukan persoalan cerdas atau tidak memetakan issue,
tapi lebih kepada romantisme gerakan yang ingin dipetakan ulang ...
hehehe ... maaf jika saya kurang cerdas.

::goemay
http://dewagumay.wordpress.com/
"Manusia Tidak Bisa Makan Uang"

Saudaraku Muhlis Suheri...

Saya sangat memahami pandangan anda yang melihat arah demokrasi kita sekarang yang mengarah ke penyampaian pendapat melalui caci-maki yang tidak sehat.

Tapi dalam menilai pernyataan yang saya sampaikan kepada rekan kita Roy Abimanyu, saya berharap anda dapat melihat konteks dan situasi yang sedang kami bicarakan.

Situasinya adalah, kami warga asli TANOH GAYO ingin disingkirkan oleh SUKU PENDATANG yang kebetulan beretnis Jawa, yang berdelegasi ke DPR RI menggunakan ciri khas identitas mereka dan mengatakan ingin membentuk provinsi baru di tanah kami dengan ragumen sekarang mereka telah menjadi MAYORITAS di tanah kami.

Kepada saudaraku Suheri yang asal Kalimantan Barat yang menulis postingan ini yang saya rasakan sebagai sebuah serangan terhadap gaya komunikasi saya yang terus terang, saya ingin bertanya apakah anda sudah merasa fair dalam menilai, ketika anda mengkritik gaya terus terang dalam gaya saya dalam berkomunikasi?.

Saya merasa perlu bertanya seperti ini karena saya melihat anda telah terjebak dalam strategi komunikasi ala Jawa yang penuh ewuh pakewuh yang sangat mengutamakan kemasan daripada isi, ketika anda memojokkan gaya komunikasi saya yang terus terang, saya melihat anda telah terjebak dalam strategi politik khas Jawa yang sepanjang sejarahnya biasa menempatkan "Villain become a Hero".

Dalam kasus ini misalnya, jelas sekali anda lebih tertarik pada kemasan indah yang dibuat oleh saudara kita Roy Abimanyu ketika menyerang saya secara culas dan licik, kenapa saya katakan begitu?, untuk memahami secara jelas serangan culas dan licik Roy Abimanyu kepada saya mari kita buang bungkus indah tulisan saudara Roy Abimanyu, dan kita lihat bersama inti atau kesimpulan dari keseluruhan tulisannya yaitu :

- Win Wan Nur adalah seorang yang hanya bisa menilai secara stereotip.
- Win Wan Nur adalah seorang pembenci Jawa.
- Tanoh Gayo bukanlah milik Orang Gayo, tapi siapapun berhak mengkalim dan berbuat sesuka hatinya di tanah warisan nenek moyang kami .
- Win Wan Nur sangat bodoh dan dangkal dalam menilai konflik yang terjadi di tanah kelahirannya.
- Roy Abimanyu yang tidak mengenal TANOH GAYO sebaik Win Wan Nur lah yang sebenarnya lebih tahu apa yang terjadi di sana.

Saudaraku Muhlis, sebenarnya apa yang ingin disampaikan Roy dalam tulisannya yang panjang, indah dan penuh ewuh pakewuh khas Jawa itu sebenarnya hanya sesederhana LIMA poin yang saya tulis itu.

Apa yang menjadi DASAR Roy Abimanyu ketika dengan sangat PROVOKATIF dengan berani dan menyimpulkan saya dan seluruh isi tulisan saya sebelumnya adalah seperti keempat poin itu?...cuma PRASANGKA dan PANDANGAN STEREOTIP bahwa Aceh termasuk Gayo benci Jawa, dan orang Aceh adalah sekumpulan manusia berotak bodoh yang hanya bisa memandang sebuah konflik secara dangkal.

Saya melihat pandangan STEREOTIP seperti ini pulalah yang mendasari penilaian saudara saya Dewa Gumay terhadap saya ketika mengatakan bahwa apa yang saya lakukan "lebih kepada romantisme gerakan yang ingin dipetakan ulang".

Seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya, strategi yang dilakukan oleh Roy Abimanyu dalam memaksakan IDEnya adalah dengan strategi membuat "Villain become a Hero", dia memancing saya untuk membalas Provokasinya dengan gaya khas kami orang Aceh dalam berkomunikasi yaitu TERUS TERANG dan tepat seperti yang diperkirakan Roy Abimanyu, ketika itu saya lakukan, yang terjadi kemudian adalah persis seperti yang dia harapkan yaitu "SAYA menjadi TERTUDUH" anda dan sepertinya juga banyak pembaca milis ini yang serta merta tanpa merasa perlu untuk memahami masalahnya secara mendalam LANGSUNG SEPAKAT dengan pencitraan yang Roy Buat terhadap saya.

Padahal jika anda mau mencoba memahami lebih dalam, sebenarnya Roy Abimanyulah TERTUDUH asli karena dialah yang pertama kali mencari gara-gara dengan menyerang saya tanpa alasan kuat malah mendapat simpati dari orang-orang seperti anda dan Dewa Gumay, sebaliknya saya yang mewakili masyarakat yang Tanahnya ternacam dijadikan kolonialisasi JAWA yang sebetulnya adalah KORBAN PROVOKASI-nya, malah sekarang menjadi tertuduh, dan oleh penduduk milis ini dianggap sebagai seorang yang tidak mengerti berdemokrasi yang hanya bisa memaki-maki.
Strategi Politik khas JAWA berhasil sukses diterapkan di milis ini seseorang yang bernama Roy Abimanyu, seorang VILLAIN yang sukses menjadi HERO.

Apa yang dilakukan oleh Roy Abimanyu ini adalah gaya berpolitik khas Jawa, persis seperti apa yang dilakukan Ken Arok, Raja pertama Singosari yang menjadi cikal bakal kerajaan jawa terbesar MAJA PAHIT, Ken Arok ini aslinya adalah seorang pembantu seorang Adipati yang ngiler melihat Paha KEN DEDES istri majikannya Tunggul Ametung, Ken Arok lalu membunuh majikannya dan mengawini Istri Majikannya yang cantik jelita itu, setelah membunuh majikannya, Ken Arok yang seorang VILLAIN pun sukses menjadi HERO, menggantikan posisi Majikannya menjadi penguasa dan dielu-elukan oleh masyarakatnya, Tapi apakah ketika Ken Arok membunuh majikannya dia melakukannya secara jantan dan terbuka?...tidak, dia menusuk majikannya dengan Keris Empu Gandring dan sebelumnya dia kesankan sebagai milik KEBO IJO. dan Kebo Ijolah yang menjadi tertuduh.

Sama seperti di milis ini, apakah Roy Abimanyu sendiri yang langsung secara jantan dan terbuka menyerang saya?...ya tentu saja tidak, ini bukanlah gaya berpolitiknya Jawa yang berani bertempur berhadap-hadapan, untuk menghadapi saya yang yang terbiasa dengan gaya berkomunikasi terus terang dia bersembunyi di balik gaya ewuh pakewuhnya.

Sama seperti ken Arok yang memanfaatkan Kebo Ijo, untuk menghadapi gaya berkomunikasi terus terang saya Roy Abimanyu menggunakan orang seperti anda dan Dewa Gumay, yang seperti saya memiliki Gaya Komunikasi yang terus terang juga.


Wassalam

Win Wan Nur
www.gayocare.blogspot.com

Tidak ada komentar: