Selasa, 01 April 2008

Gerilya Pencerahan

Sebuah Tulisan dari seorang sahabat ditakengon yang merasa tertekan dengan intimidasi para pendukung ALA masuk ke Milis Arigayo, saya sangat mengerti dengan kegelisahan teman ini yang seberti kebanyakan teman lain yang memaknai pertempuran itu hanyalah sebuah pertarungan frontal, padahal menurut saya pertarungan paling indah itu justru terjadi dalam pertarungan wacana, karena itulah saya memberikan contoh gerakan solidarity di Polandia yang mampu menumbangkan komunis dengan perang wacana.

Berikut balasan saya terhadap teman ini :

Saudaraku Iwan Muda Kelana, dulu ketika saya masih menjadi mahasiswa
di Banda Aceh, pada tahun 2000 saya dihubungi oleh ICG dimintai tolong
oleh mereka untuk menemani seorang staff analis senior mereka bernama
Anna Husarska yang berasal dari Polandia untuk berkeliling Aceh,
mewawancarai berbagai tokoh dan lapisan masyarakat, mulai dari
masyarakat korban pelanggaran HAM yang terdiri dari suku aceh, suku
Jawa dan suku Gayo, sampai ke tokoh-tokoh Aceh seperti ketua DPRD,
pegiat LSM, buffer aksi Komandan GAM sampai Komandan Polisi dan
militer saat itu.

Saya dipilih menemani Anna karena kebetulan di samping saya bisa
berbahasa Inggris dan Perancis, dua bahasa yang dikuasai Anna, saya
juga fasih berbicara dalam semua bahasa ketiga suku yang saya
sebutkan, dengan alasan itu oleh mereka saya dianggap mampu berpikir
dengan cara berpikir ala Barat sekaligus juga tidak menjadi Barat
karena saya menurut mereka sangat TIMUR.

Anna Husarska ini adalah wartawan senior The New Yorker sekaligus
orang penting di balik gerakan Solidarnosc yang dipimpin oleh LECH
WALESA, dari Anna saya mengetahui bagaimana awalnya gerakan
Solidarnosc ini berkembang sampai bisa menumbangkan pemerintahan komunis.

Gerakan Solidarnosc berkembang berawal dari pelepasan wacana-wacana
berkualitas ke Masyarakat, masyarakat di drill dengan berbagai argumen
berkualitas, sehingga muncul kesadaran bersama dalam gerakan
legendaris yang dikenal dengan Solidarnosc atau diinggriskan menjadi
SOLIDARITY.

IDE dasar Gerakan Solidarnosc sangat sederhana MANUSIA TIDAK BISA
MENOLAK KEBENARAN, terus terang salah satu alasan kenapa kami dari
FPPG memilih untuk bermain di tataran wacana dulu sebelum beradu
frontal dengan ALA salah satunya adalah karena mempertimbangkan IDE ini.

Di lain sisi kami melihat demo-demo khas Indonesia, model menjemur
diri, ancam-mengancam dan klaim-klaim jumlah massa seperti yang selalu
ditunjukkkan oleh orang-orang ALA, semakin lama semakin tidak laku,
semakin terlihat kampungan dan tidak menuai simpati.

Sekarang ini dalam Aceh yang baru kami melihat masyarakat lebih
menghargai sebuah protes yang disampaikan secara cerdas, sebuah protes
yang disampaikan dengan argumen dan wacana yang kuat, yang merupakan
ciri khas manusia yang peradabannya telah MAJU.

karena alasan inilah FPPG dibentuk saudaraku Iwan Muda Kelana.

Wassalam

Win Wan Nur
Ketua Forum Pemuda Peduli Gayo

Tidak ada komentar: