Selasa, 01 April 2008

Gayo dan Ide yang Bisa Berjalan

Dalam satu thread di milis IACSF, ada satu pembahasan tentang
filsafat, bagi kami pembahasan ini menarikk, karena kami melihat kalau
pada akhirnya, manusia itu sebenarnya tidak lebih dari ide yang bisa
bergerak.

Coba kita semua telanjang dan diam saja nggak usah ngomong, kita semua
akan terlihat sama. Karena pada waktu kita telanjang dan diam IDE kita
tidak kelihatan.

Tapi begitu kita mulai mengenakan pakaian IDE kita langsung kelihatan,
islamkah kita, aliran islam jenis apa yang kita anut, Gayokah kita,
Acehkah kita, apalagi ketika kita ngomong atau menulis maka IDE yang
lebih kongkritpun langsung keluar, langsung kelihatan bedanya IDE saya
yang GAYO dengan IDE saudaraku yang Aceh.

Karena apa yang membedakan manusia satu dengan manusia lainnya
sebenarnya hanyalah IDE di kepalanya.

IDE itu hadir di kepala tentu saja dari pengalaman hidup, yang
terbentuk oleh Agama, Isme, Filsafat dan Pandangan Hidup, kumpulan
dari semua pengalaman itulah yang kemudian menciptakan suatu realitas
IDENTITAS kita sebagai manusia.

Sayangnya, buat rata-rata manusia yang pikirannya tidak terlatih,
fantasi pun bisa menjadi REALITAS, menjadi tesis, dan akhirnya benar-benar
menjadi 'problem'. Contoh gampangnya yang umum misalnya pada sejenis
perempuan yang percaya bahwa REALITAS PRIA itu bangsat semua --maka
bagi perempuan yang terlanjur meng-hidup-kan mitos seperti ini tentu
saja semua pria pun menjadi bangsat, meski dia sudah kenal seorang
pria yang sangat moderat yang sangat menghormati perempuan sekalipun
tetap saja bagi perempuan model begitu semua pria bakal tetap 'bangsat'.

Kasihannya, perempuan dengan fantasi begini yach tentu saja cuma bisa
ketemu pria-pria bangsat setiap hari -- BUKAN KARENA si pria itu
bangsat, tapi ya semata-mata karena si perempuan itu sudah menetapkan
'REALITAS PRIA = BANGSAT'.

Tipe manusia sejenis perempuan dalam gambaran saya ini persis sama
seperti tipe manusia-manusia limbah suku kecil kami GAYO, yang
bergabung dalam kelompok penjilat yang mereka namakan KP3ALA,
Manusia-manusia limbah suku kami ini berfantasi sendiri bahwa semua
ORANG ACEH = BANGSAT, mereka berfantasi JAWA itu hebat,
fantasi-fantasi itu mereka jadikan mitos yang mereka percayai sendiri,
sehingga meskipun mereka betemu dengan Aceh yang moderat, bertemu
dengan ACEH yang benar-benar tulus menganggap GAYO adalah saudara,
tetap saja bagi manusia-manusia limbah suku kami yang pikirannya tidak
terlatih ini tetaplah hanya ada satu pemahaman SEMUA ORANG ACEH =
BANGSAT. bukan karena SEMUA ORANG ACEH = BANGSAT, tapi karena
manusia-manusia limbah suku kecil kami GAYO itu sudah menetapkan
'REALITAS ACEH = BANGSAT'.

Meskipun kami sudah sangat sering menggambarkan dengan jelas dengan
argumen-argumen yang rasional bahwa betapa budaya suku kecil kami GAYO
ini jauh lebih istimewa ketimbang JAWA yang selalu mereka puja-puja
itu, tapi tetap saja bagi manusia-manusia limbah suku kami yang
pikirannya tidak terlatih ini JAWA adalah suku yang paling superior
dibanding suku apapun di Nusantara ini.

Hasil dari ketidak mampuan berolah pikir ini apa, PROBLEM benar-benar
timbul, ACEH jadi berbenturan dengan GAYO, GAYO ASLI yang benar-benar
sadar kualitas dirinya jadi bentrok dengan JAWA.

Untuk menyelesaikan PROBLEM yang sebetulnya tidak ada melainkan cuma
fantasi mereka sendiri ini mereka ciptakan pula solusi yang juga
identik dengan ketidak mampuan manusia-manusia limbah suku kecil kami
ini untuk berolah pikir...ALA.

Dan cara untuk mencapai tujuan mereka itupun sekali lagi secara
konsisten menunjukkan ketidak mampuan manusia-manusia limbah suku
kecil kami ini untuk berolah pikir, mereka ini yang diwakili sosok
IWAN GAYO dan RAHMAT SALAM membungkuk-bungkuk, memakai BLANGKON
mengemis di hadapan para PRIYAI FEODAL di DPR sana, memohon kepada
para PRIYAI FEODAL itu agar memberi restu untuk mendirikan sebuah
propinsi ondel-ondel bernama ALA, lalu melalui juru bicaranya 'Aman
Fida' menunjukkan inferioritas totalnya terhadap Jawa dengan
menggunakan bahasa KROMO INGGIL yang maksa, "Kulo iki Geulem Pemekaran"

Wassalam

Forum Pemuda Peduli Gayo

Win Wan Nur
Ketua

Tidak ada komentar: