Selasa, 08 April 2008

Kaum ALA mulai tersudut

Secara umum saya sangat sepakat dengan isi tulisan teman saya Wira ini, hanya saja sebagaimana juga semua tulisan dan analisa mengenai ALA yang saya baca di beberapa milis dan juga Koran, Wira seperti juga semua penganalisa itu seperti sengaja melupakan adanya sebuah FAKTOR UTAMA yang pengaruhnya jauh lebih besar daripada ketiga faktor penting yang ditulis Wira, yaitu faktor TEUPEHNYA RAJA-RAJA KECIL yang selama ini nyaman berkuasa.

Untungnya FAKTOR yang tidak diperhitungkan Wira ini bisa dilihat secara cermat oleh Irwandi yang langsung bergerak cepat melakukan strategi peredaman konflik dengan langsung menyasar ke arah si faktor utama ini yaitu dengan menawarkan solusi percepatan pembangunan terhadap wilayah yang minta pemekaran di Aceh ini melalui dana Otsus yang dikelola oleh IWAN GAYO.

Sebelumnya, mengingat karakter Irwandi yang keras dan agak anti kompromi, terus terang saya sempat sangat khawatir jika dalam kisruh pemekaran ini langkah yang diambil Irwandi adalah langkah konfrontatif terhadap para PION seperti memecat para KADES yang berdemo ke Jakarta yang malah kontra produktif terhadap penyelesaian masalah ini. Karena sebenarnya langkah konfrontatif seperti inilah yang yang sangat diharapkan oleh aktor-aktor politik yang bermain di seputar isu ALA.

Sebaliknya saya jadi sangat bersyukur ketika melihat apa yang dilakukan Irwandi ini persis seperti harapan Wira agar penanganan kasus ALA ini tidak dilakukan dengan pendekatan kekuasaan berupa pemaksaan, tapi melalui pendekatan yang cerdas, simpatik dan berkekeluargaan.

Yang lebih menarik lagi, Irwandi melakukan langkah ini di saat yang sangat tepat, di saat Pion-Pion ALA sedang dalam kondisi psikologis yang terguncang akibat tuntutan mereka yang disampaikan dengan cara sangat spektakuler dan susah payah, dengan pengorbanan yang tidak sedikit, mulai dari pengorbanan uang, waktu sampai HARGA DIRI sama sekali tidak digubris oleh pemerintah Indonesia, bahkan diperhatikanpun tidak.

Di saat seperti ini Irwandi yang sebenarnya adalah TARGET yang mereka buru, justru datang menawarkan persahabatan.

Sebuah langkah yang cerdas, yang sulit sekali ditangkal oleh Iwan Gayo dan para pendukung ALA lainnya, yang sedang dalam situasi serba salah akibat kesulitan menyembunyikan MUKA yang mereka coreng sendiri ditambah dengan sebuah kesulitan yang lebih besar lagi yaitu mengembalikan HARGA DIRI yang telah mereka jual sedemikian murah.

Situasi serba salah seperti inilah yang membuat Iwan Gayo yang selama ini menjadi corong ALA, yang menjelek-jelekkan Aceh sekaligus Irwandi di mana-manapun kali ini mengindikasikan akan menerima tawaran simpatik dari Irwandi, seperti pernyataannya di bawah ini,

"Kini gubernur menawarkan solusi yang lain untuk percepatan pembangunan wilayah Aceh pedalaman. Namun semua itu bukan saya yang putuskan, makanya surat ini saya kirim kepada kepala kampung," sebut Iwan Gayo.

Sebuah pernyataan setuju yang malu-malu najis dan dihiasi sedikit basa-basi khas Gayo.


Wassalam

Win Wan Nur
Ketua Forum Pemuda Peduli Gayo

www.gayocare.blogspot.com

Tidak ada komentar: